RSS

DUNIA DALAM MATA DEWA

JUDUL: BIOLA TAK BERDAWAI
PENULIS: SENO GUMIRA ADJIDARMA
PENERBIT: AKUR
TAHUN: 2004
ISBN: 9789799822901

Dari begitu banyak buku yang saya baca, salah satu buku yang benar-benar menarik adalah Biola tak Berdawai karya Seno Gumira Adjidarma. Kenapa harus buku itu? Bukankah masih banyak buku-buku bagus dan lebih layak diapreasiasi? Pasti pertanyaan itu yang muncul karena begitu banyak komentar yang menyatakan bahwa buku ini bukan karya terbaik dari seorang SGA.

Sinopsis:

Novel ini mengambil sudut pandang seorang anak tuna daksa yang berusia 8 tahun bernama Dewa. Dia merupakan salah satu bayi yang diketemukan Renjani di depan pintu rumahnya yang menjadi penampungan anak-anak "cacat" yang terbuang. Di tempat itu bayi-bayi silih berganti datang dan pergi, datang karena sengaja ditinggal di depan gerbang panti, diketemukan terbuang di sungai/ tempat sampah/ atau pinggir jalan lalu dibawa ke panti, lalu pergi ke dunia yang lebih tenteram dalam waktu yang terbilang singkat. Hanya Dewa yang bertahan padahal medis telah memvonis bahwa umurnya tidak lebih dari 4 bulan.

Sesungguhnya novel ini berkisah tentang cinta antara dua insan yang terpaut usia lebih dari 8 tahun, Bishma dan Renjani. Pertemuan tidak sengaja itu (Dewa menyebutnya tulisan takdir) terjadi ketika Renjani membawa Dewa ke pertunjukan Resital yang sangkanya bermanfaat sebagai terapi untuk "kemajuan" Dewa. Ulah Dewa yang memegang tongkat Bishma secara tidak sengaja mendekatkan mereka.
Pertemuan dan peristiwa yang "mengingatkan" Renjani akan kepahitan masa lalu membuat Bishma bertekad untuk menggubah sebuah lagu yang disebutnya Biola tak berdawai. Lagu ini akan diperdengarkan kepada Renjani dan Dewa (meski Dewa tidak akan memberi respon apa-apa) pada saat pertunjukan resital-nya. Namun Renjani tidak pernah datang.


Catatan kecil:


Buku ini ditulis berdasarkan skenario film BIOLA TAK BERDAWAI besutan Sekar Ayu Asmara. Namun berbeda dari filmnya yang seolah-olah menjadikan Dewa (anak angkat Renjani yang juga penderita tuna daksa) sebagai tempelan, atau obyek yang menjadi alasan yang mempertemukan Bishma dan Renjani dalam Pertujukan Resital dan mendekatkan kedua insan tersebut menjadi getar-getar cinta, dalam buku ini, Seno membawa pembaca menelusuri alam magis dari seorang anak penderita tuna daksa, Dewa, yang menjadi narator atau pencerita dalam kisah cinta Bishma dan Renjani yang usianya terpaut 8 tahun.

Hal yang menarik lainnya, kisah cinta Bishma dan Renjani dijalin melalui kisah-kisah Mahabrata seperti kisah Dewi Drupadi yang dimadu oleh Panca Pandawa, Dewi Ganggawati dan bagaimana dia membuang delapan wasu, dan kisah lainnya.


Meskipun buku ini merupakan adaptasi dari film Biola tak Berdawai, tapi saya merasakan dua hal yang berbeda (catatan: saya membaca buku ini lebih dulu kemudian menonton filmnya). Bahkan ketika selesai membaca buku ini, saya sempat berpikir, bagaimana kalau ini divisualisasikan, di mana Dewa masih menjadi pencerita, bukan sekedar tempelan atau pelengkap dunia Renjani.

Kutipan yang menarik:


"Perasaan manusia memang seperti teka-teki yang rumit"

"Namun aku tahu--dan aku terus melaju mengarungi waktu dengan keyakinan, berapa lamapun seekor ulat menjadi kepompong, pada saatnya ia akan menjadi kupu-kupu."

"Setiap orang hidup dengan masa lalunya karena masa lalu tidak akan pernah betul-betul berlalu. Setiap kali seseorang berniat melupakan sesuatu dari masa lalu itu, sebetulnya ia telah mengguratkannya dalam hati."

"Seseorang seringkali terlalu cepat merasa berdosa, dan lebih cepat lagi menunjuk orang lain berdosa, padahal dosa hanya berlaku sebagai pelanggaran atas kesepakatan manusia dengan Tuhan. Apa yang sering disepakati dosa oleh manusia sering terjadi adalah noda."
"Cinta itu tidak seperti barang yang kalau ketemu bisa disimpan. Cinta itu seperti jiwa, yang ikut melemah bersama tubuh jika tidak disapa dari dalah hati--makanya setiap kali ditemukan, cinta harus tetap dicari dan dicari."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Pengharapan tidak pernah Mengecewakan. Tetap Semangat!