KEBIJAKSANAAN ALBUS DUMBLEDORE

Saya pikir, semua pengajar di Hogwart itu hebat-hebat dengan bidang dan keahlian masing-masing. Pelajaran transfigurasi, ilmu pertahanan terhadap ilmu hitam, ramuan, Herbologi, Sejarah Sihir, jimat dan guna-guna, serta pelajaran terbang (Saya baru mengetahui itu saja, sejauh yang saya baca di buku satu). Semua pelajaran itu tidak akan saya klasifikasikasi menjadi beberapa bagian, semisal mana yang lebih penting atau mana yang kurang penting. Maksud saya begini. Dulu ketika masih sekolah, para guru berkata, belajar yang rajin agar bisa masuk kelas IPA. Atau ada orang tua murid yang marah karena anaknya memilih kelas IPS karena menurutnya kelas tersebut hanya untuk anak buangan (tidak mampu bersaing alias tidak pintar). Apakah mungkin kamu pernah mendengar ada banyak orang yang berpendapat, memilih jurusan kedokteran akan terlihat lebih hebat ketimbang memilih jurusan sastra atau perpustakaan? Atau jurusan manajemen itu lebih mudah ketimbang jurusan teknik kimia? Seperti itulah, tidak bisa dipungkiri, hal-hal semacam itu kerap dijumpai di dunia muggle (dan saya membenci hal-hal semacam itu). Jadi saya tidak mau membanding-bandingkan para pengajar berdasarkan bidang ilmu mereka. Mereka hebat dalam bidang mereka masing-masing.

Lalu ada pertanyaan meme untuk bulan januari 2013 ini yang berbunyi:


Jika kamu menjadi salah satu guru di Hogwarts, kamu ingin menjadi siapa? Alasannya?

Baiklah, karena giveawaynya lucu, saya akan ikut menjawab. Saya mengagumi Professor Dumbledore.  Bukan karena dia kepala sekolah atau disebut-sebut penyihir paling hebat abad ini. Professor Dumbledore selain jenius, dia juga lucu dan sedikit sinting (hahaha, dan saya pikir orang sedikit sinting bisa memunculkan ide-ide brilian yang tak terpikirkan siapa pun). Selain itu, saya memilihnya dikarenakan hal-hal yang lebih sentimentil (saya berpendapat demikian sesuai dengan yang saya baca di buku satu).

Saya akan menguraikan beberapa contoh lebih dulu.


  • Hal. 23
“Hagrid yang akan mengantarnya.”“Kaupikir—bijaksana mempercayakan hal sepenting ini kepada Hagrid?”Aku akan mempercayakan hidupku kepada Hagrid,” kata Dumbledore.“Aku tidak bermaksud mengatakan hatinya tidak berada di tempatnya yang benar,” kata Profesor McGonagall menggerundel, “tetapi kau tak bisa berpura-pura tak tahu dia ceroboh. Dia kan cenderung....apa itu?” 
  •  Hal 189
Aku akan berbicara dengan Dumbledore, siapa tahu kita bisa melunakkan aturan tentang anak kelas satu itu. Kita perlu sekali tim yang lebih bagus daripada tahun lalu. Kalah total dari Slytherin dalam pertandingan terakhir, aku tak berani memandang Severus Snape selama berminggu-minggu....”
  •  Hal 251
Ayahmu menitipkannya kepadaku sebelum dia meninggal. Sudah waktunya ini dikembalikan kepadamu.Gunakan baik-baik.Selamat hari Natal yang menyenangkan untukmu
  •  Hal 265
“Wah, kembali lagi, Harry?”...“Saya...saya tidak melihat anda, Sir.”Aneh, bagaimana ‘tidak kelihatan’ membuatmu rabun,” kata Dumbledore, dan Harry lega melihat tersenyum.
  •  Hal 266
“Tak ada gunanya memikirkan impian berlama-lama sampai lupa hidup. Ingat itu. Nah, sekarang bagaimana kalau kaupakai lagi jubah istimewa itu dan pergi tidur?”
  •  Hal 324
Ketika Harry menarik penutup tempat tidurnya, dia menemukan Jubah Gaib-nya di bawahnya. Ada kertas yang disematkan pada jubah itu, dengan pesan berikut:Siapa tahu perlu
  •  Hal 373
“Tidak,tidak,” kata Harry berpikir-pikir. “Dumbledore orangnya lucu. Menurutku dia tampaknya ingin memberiku kesempatan. Kurasa dia tahu sedikit-banyak tentang segala sesuatu yang terjadi di sini....”
  •  Hal 377-378
“Ehem,” kata Dumbledore, “ Ada angka-angka terakhir yang harus kubagikan. Coba kulihat. Ya...“Yang pertama—kepada Mr. Ronald Weasley...” 
“... untuk permainan catur paling indah yang pernah dilihat Hogwarts selama bertahun-tahun ini. Kuhadihkan kepada Gryffindor lima puluh angka.” 
... 
“Kedua—kepada Miss Hermione Granger.... untuk penggunaan logika dingin dalam menghadapi api. Kuhadiahkan kepada Gryffindor lima puluh angka.” 
... 
“Ketiga—kepada Mr. Harry Potter...,” kata Dumbledore. Ruangan betul-betul sunyi senyap. “... untuk ketabahan dan keberanian yang luar biasa. Kuhadiahkan kepada Gryffindor enam puluh angka.” 
... 
“Ada bermacam-macam keberanian,” kata Dumbledore tersenyum.  “Perlu banyak keberanian untuk menghadapi lawan, tetapi diperlukan keberanian yang sama banyaknya untuk menghadapi kawan-kawan kita. Karena itu aku menghadiahkan sepuluh angka kepada Mr Neville Longbottom.”


Hmmm, saya berharap bisa menjelaskan lebih banyak lagi tanpa harus mengutip seperti di atas. Tapi maafkan saya, saya tidak berhasil. Mungkin saya hanya akan mengambil kesimpulan. Profesor Dumbledore memiliki hal yang sedikit berbeda dari pengajar lain; kebijaksanaan. Dia mampu melihat seseorang dari sisi yang berbeda dan memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda pula (untuk contoh pertama atas Hagrid). Dia juga menerapkan “teknik mendidik” dengan cara yang berbeda. Dia tidak menjatuhkan hukuman dengan mengurangi angka atas pelangggaran Harry, yang keluar malam sampai tiga kali untuk menemui keluarganya di dalam Cermin Tarsah (dalam hal ini dia meninjau sebab-akibat dari pelanggaran tersebut lebih jauh). Dia bahkan memberi kesempatan sampai tiga kali untuk Harry melihat cermin tersebut. Dia tahu, bagaimana perasaan Harry yang seumur hidup belum pernah bertemu dan merasakan kehangatan yang namanya keluarga.

Selain itu, Profesor Dumbledore bukan hanya mengajar dalam arti menurunkan ilmu secara teori, namun melakukan tugas pengajar yang paling “utama” yaitu mengawasi dan percaya. Selain perkembangan intelektual, saya pikir, hal yang paling penting dalam pendidikan seorang anak adalah peningkatan kecerdasan emosi dan kreatifitas. Segala macam larangan justru membatasi ruang gerak setiap anak untuk bereksplorasi (Oh, saya tidak bermaksud menyindir Professor McGonagall). Disiplin penting, namun bukan berarti harus kaku.


Hmmmm, tapi untuk menjadi seorang Professor Dumbledore, saya merasa belum bisa. Jadi saya hanya mengagumi dan berharap, semoga bisa meniru kebijaksanaannya itu.


Komentar

  1. Angkat tangan buat kebijaksanaan Professor Dumbledore!
    Makasih partisipasinya ya

    BalasHapus

Posting Komentar