RSS

DRAMA DAN JARAK

Aku rindu melihat bintang-bintang
tapi malam ini langit gelap dan rerintik hujan
serupa tirai tebal yang gemar mencibir ingin

Eh, kau menyela, seingatku dulu kau pernah bilang
kau tak suka dwipurwa
seolah kata dipaksa menjadi puisi begitu saja
bukankah rintik tetap merdu dari rerintik, atau
rumput tetap puitis meski tak menjadi rerumput

Tapi aku lebih tak suka jarak, ujarku, wagu
jarak membuatku gagap berhitung
dan ragu tak pernah usai dieja
selalu ada selisih di antaranya--kau-aku-kita-bukan kita

Oh, sepertinya kau tengah terserang melankoli, katamu, datar
Aku memang tak pernah menyukai jarak, sahutku, masygul
Mengapa, tanyamu, malas
Aku tak pernah bisa mengukurnya, sampai kapan pun
--dan kau tak menyahut

(Aku tertunduk, menatap hujan yang membentur ujung sepatu)

Ah, kau memang suka mendramakan apa saja, ucapmu, sambil lalu
--dan aku tak menyahut

(Sebatang duri tertancap di bawah lidah, aku bungkam dalam kelu)

...

buatku, jarak adalah talimu yang tak pernah bersimpul dengan taliku
kita tahu itu, bisikku
--dan kau tak pernah mau menyahut.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOSONG

Seharusnya mudah saja
seulas senyum, sedikit sahut, sesekali tertawa
dan biarkan percakapan berkejaran dengan ketuk
jarum jam di dinding
: selamat datang, untuk-mu yang lain

Di luar, angin menghempas dingin
gelap itu terasa akrab dan menjelma hantu

Apa kau masih suka Jazz? Apa kau masih menulis tentang kopi dalam puisimu?

Berisik kertak hujan di atap menjelma suaramu
pelan obrolan satu arah di seberang telepon menyayup lalu hilang
aku lupa tutur santun yang dulu kerap diajarkan dalam buku pelajaran
: ada kau di langit-langit kamarku

Aku berharap tak keliru membaca-mengurai tanda dan makna-maknamu

Hujan pecah di kaca, aku wagu dalam bingung
kau mengapung di belantara malam
mungkin ia tengah merutuk entah apa

: Kosong

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Pengharapan tidak pernah Mengecewakan. Tetap Semangat!